Asal Permintaan Desa Maduretno Buluspesantren
Desa Maduretno ialah sebuah Desa yang berada di pesisir Pantai Selatan Pulau Jawa. Desa Maduretno ialah salah satu Desa dari 21 Desa yang berada di Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Maduretno ialah sebuah Desa yang mempunyai sejarah yang sangat besar bagi wilayah (desa) sekelilingnya.
Menurut sumber Mbah Suryono dan Mbah Partadwirdja (sesepuh setempat), jaman dahulu tempat ini ialah hutan (alas) yang lebat yang belum berpenghuni dan belum mempunyai nama. Jaman dahulu tempat ini menjadi rebutan oleh para penguasa. Banyak factor yang kenapa tempat ini menjadi rebutan. Diantaranya tempat yang strategis, hamparan tanah luas, dan akrab dengan sungai.
Seiring berjalannya waktu, tempat ini mulai diduduki oleh orang-orang pendatang. Diantaranya ialah seseorang yang berjulukan “Jaka Sangkrip”. Tetapi tak selang beberapa usang lalu muncul kabar bahwa tempat tersebut sudah dipesan oleh beberapa pejabat atau penguasa kawasan sekitar untuk kepentingan pribadi. Namun alasannya banyaknya para penguasa yang berebutan, jadinya terjadi peperangan antar penguasa, dan keduanya imbang (sama-sama kalah). Sehingga tempat tersebut belum ada yang berkuasa.
Pada massa Jaka Sangkrip yang pada dikala itu penguasa wilayah Kebumen dan Kuthowinangun terjadi perang saudara antara Tumenggung Mentaun dengan Gamawijaya. Mereka berdua ialah prajurit dari Mataram. Karena saking kuatnya Gamawijaya, Tumenggung Mentaun kalah dan melarikan diri ke suatu tempat. Tempat tersebut yang kini menjadi Desa Maduretno.
Karena menerima luka yang parah, jadinya Tumenggung Mentaun malarikan diri kesuatu tempat untuk memulihkan kekuatannya kembali, Tumenggung Mentaun bersembuyi ditempat tersebut dan bertapa. Berhubung yang berada dikala itu ialah Tumenggung Mentaun, jadinya tempat tersebut diubah namanya menjadi Mentaun. Dan hingga dikala ini masih ada pedukuhan yang berjulukan Mentaun (Mentaun Wetan, Mentaun Kulon, Mentaun Kidul). Namun alasannya parahnya luka yang dialami jadinya sehabis beberapa waktu kemudian, ditemukanlah manyat Tumenggung Mentaun oleh prajurit Mataram yang sudah terbujur kaku ibarat guling didekat pertapaannya. Dan tempat ditemukannya Tumenggung Mentaun itu hingga kini masih ada, dan kini menjadi tempat pemakaman umum yang berjulukan “Kuburan Guling” yang mana pada dikala ini dipakai sebagai pemakaman umum warga sekitar.
Baca selengkapnya di blog http://sandaljepitindonesia.wordpress.com/2013/11/04/asal-usul-desa-meaduretno-buluspesantren-kebumen/
Menurut sumber Mbah Suryono dan Mbah Partadwirdja (sesepuh setempat), jaman dahulu tempat ini ialah hutan (alas) yang lebat yang belum berpenghuni dan belum mempunyai nama. Jaman dahulu tempat ini menjadi rebutan oleh para penguasa. Banyak factor yang kenapa tempat ini menjadi rebutan. Diantaranya tempat yang strategis, hamparan tanah luas, dan akrab dengan sungai.
Seiring berjalannya waktu, tempat ini mulai diduduki oleh orang-orang pendatang. Diantaranya ialah seseorang yang berjulukan “Jaka Sangkrip”. Tetapi tak selang beberapa usang lalu muncul kabar bahwa tempat tersebut sudah dipesan oleh beberapa pejabat atau penguasa kawasan sekitar untuk kepentingan pribadi. Namun alasannya banyaknya para penguasa yang berebutan, jadinya terjadi peperangan antar penguasa, dan keduanya imbang (sama-sama kalah). Sehingga tempat tersebut belum ada yang berkuasa.
Pada massa Jaka Sangkrip yang pada dikala itu penguasa wilayah Kebumen dan Kuthowinangun terjadi perang saudara antara Tumenggung Mentaun dengan Gamawijaya. Mereka berdua ialah prajurit dari Mataram. Karena saking kuatnya Gamawijaya, Tumenggung Mentaun kalah dan melarikan diri ke suatu tempat. Tempat tersebut yang kini menjadi Desa Maduretno.
Karena menerima luka yang parah, jadinya Tumenggung Mentaun malarikan diri kesuatu tempat untuk memulihkan kekuatannya kembali, Tumenggung Mentaun bersembuyi ditempat tersebut dan bertapa. Berhubung yang berada dikala itu ialah Tumenggung Mentaun, jadinya tempat tersebut diubah namanya menjadi Mentaun. Dan hingga dikala ini masih ada pedukuhan yang berjulukan Mentaun (Mentaun Wetan, Mentaun Kulon, Mentaun Kidul). Namun alasannya parahnya luka yang dialami jadinya sehabis beberapa waktu kemudian, ditemukanlah manyat Tumenggung Mentaun oleh prajurit Mataram yang sudah terbujur kaku ibarat guling didekat pertapaannya. Dan tempat ditemukannya Tumenggung Mentaun itu hingga kini masih ada, dan kini menjadi tempat pemakaman umum yang berjulukan “Kuburan Guling” yang mana pada dikala ini dipakai sebagai pemakaman umum warga sekitar.
Baca selengkapnya di blog http://sandaljepitindonesia.wordpress.com/2013/11/04/asal-usul-desa-meaduretno-buluspesantren-kebumen/
Post a Comment for "Asal Permintaan Desa Maduretno Buluspesantren"