Sejarah Berdirinya Kebumen

Sejarah Berdirinya Kebumen

Kabupaten Kebumen yaitu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya yaitu Kebumen.



sumber dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kebumen

Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi sesudah dijadikan tempat pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, dikala berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, tempat ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram pada zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih berjulukan Panjer.

Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas ajakan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan materi pangan dari rakyat di tempat ini dengan jalan membeli. Keberhasilan menciptakan lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno lalu diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.

Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia yaitu putra Pangeran Puger/Paku Buwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah sampaumur ia mempunyai nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta kini ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di tempat Banyumas, alasannya jasanya lalu oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat dukungan ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di tempat Kebumen yaitu berkat usulannya.

Di dalam Babad Mataram disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, dikala itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta. Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk logika yaitu ia tidak mengalah ke Pangeran Mangkubumi,yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi alasannya ia termasuk putra Paku Buwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata2 penghubung antara pihak Kraton Surakarta dengan Pengeran Mangkubumi, pada tiap2 waktu ia sabagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda,para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang bersahabat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di bersahabat Pangeran Mangkubumi, lalu pergi lagi. Demikian pada tiap2 waktu Arungbinang melakukan misi diam-diam tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapat biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai perang Kendang. Tampaknya alasan inilah yang menciptakan posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas ibarat itu dilakukan berulangkali.
Website Kebumen

Website Kebumen

Kabupaten Kebumen mempunyai website sendiri yakni kebumenkab.go.id ditambah lagi ada website portal yang berisi loker isu terlengkap Kebumen ialah keboemen.com

Website Kebumen ini berisi ihwal isu wisata ibarat wisata pantai, goa, cagar alam, budaya, wisata kuliner. Ditambah lagi isu tempat-tempat yang penting di Kebumen ibarat kantor pemerintahan, sekolah, daerah ibadah, SPBU, hotel, pasar tradisional dan masih banyak lagi yang lainnya.
Bukan Pasar Tradisional, Namun Pasar Rakyat

Bukan Pasar Tradisional, Namun Pasar Rakyat

Pasar tradisional identik dengan pasar yang becek, kumuh, dan tidak teratur. Untuk mengubah image itu, pemerintah menggelontorkan dana Rp 1,9 triliun untuk merevitalisasi 447 unit pasar di Indonesia.

pasar Tumenggungan, Kebumen, Jawa Tengah, Selasa (2/7) lalu. Pasar yang dulu kelihatan kumuh, dikala ini sudah lebih higienis dan tertata rapi. Maklum saja, salah satu pasar terbesar di Kebumen ini menjadi bab dari 28 pasar tradisional di Jawa Tengah yang masuk dalam aktivitas revitalisasi dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan (Kemdag). Pemerintah menganggarkan dana revitalisasi mencapai Rp 180 miliar untuk pasar-pasar yang ada di Jawa Tengah.

Sumirah, pedagang di pasar Tumenggungan tampak duduk santai di depan daging ayam dagangannya. "Sekarang pasarnya jadi bersih," katanya dikala menyapaƂ kedatangan Menteri Perdagangan Gita Gita Wirjawan bersama rombongan. Dengan pasar yang lebih higienis dan rapi, Sumirah mengaku pembelinya semakin banyak sampai mencapai 50 ekor ayam per hari.

Pasar Tumenggungan terletak di Jalan Pahlawan Kabupaten Kebumen. Lokasinya cukup strategis alasannya yaitu berada di sentra kota. Menempati lahan seluas 21.042 m2, pasar itu ditempati lebih dari 3.000 orang pedagang. Pedagang itu menempati 370 unit kios dan 1.590 unit los. Setelah revitalisasi, pasar dikala ini juga dilengkapi 8 unit toilet dan 6 unit pos jaga.

Pasar Tumenggungan juga dilengkapi eskalator atau tangga berjalan untuk menuju lantai dua. Lantai satu menjual kebutuhan pokok menyerupai gula, bumbu dapur, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan lantai dua lebih banyak diisi penjual pakaian.

http://nasional.kontan.co.id/news/bukan-pasar-tradisional-namun-pasar-rakyat
Asal Permintaan Desa Maduretno Buluspesantren

Asal Permintaan Desa Maduretno Buluspesantren

Desa Maduretno ialah sebuah Desa yang berada di pesisir Pantai Selatan Pulau Jawa. Desa Maduretno ialah salah satu Desa dari 21 Desa yang berada di Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Maduretno ialah sebuah Desa yang mempunyai sejarah yang sangat besar bagi wilayah (desa) sekelilingnya.

Menurut sumber Mbah Suryono dan Mbah Partadwirdja (sesepuh setempat), jaman dahulu tempat ini ialah hutan (alas) yang lebat yang belum berpenghuni dan belum mempunyai nama. Jaman dahulu tempat ini menjadi rebutan oleh para penguasa. Banyak factor yang kenapa tempat ini menjadi rebutan. Diantaranya tempat yang strategis, hamparan tanah luas, dan akrab dengan sungai.

Seiring berjalannya waktu, tempat ini mulai diduduki oleh orang-orang pendatang. Diantaranya ialah seseorang yang berjulukan “Jaka Sangkrip”. Tetapi tak selang beberapa usang lalu muncul kabar bahwa tempat tersebut sudah dipesan oleh beberapa pejabat atau penguasa kawasan sekitar untuk kepentingan pribadi. Namun alasannya banyaknya para penguasa yang berebutan, jadinya terjadi peperangan antar penguasa, dan keduanya imbang (sama-sama kalah). Sehingga tempat tersebut belum ada yang berkuasa.



Pada massa Jaka Sangkrip yang pada dikala itu penguasa wilayah Kebumen dan Kuthowinangun terjadi perang saudara antara Tumenggung Mentaun dengan Gamawijaya. Mereka berdua ialah prajurit dari Mataram. Karena saking kuatnya Gamawijaya, Tumenggung Mentaun kalah dan melarikan diri ke suatu tempat. Tempat tersebut yang kini menjadi Desa Maduretno.

Karena menerima luka yang parah, jadinya Tumenggung Mentaun malarikan diri kesuatu tempat untuk memulihkan kekuatannya kembali, Tumenggung Mentaun bersembuyi ditempat tersebut dan bertapa. Berhubung yang berada dikala itu ialah Tumenggung Mentaun, jadinya tempat tersebut diubah namanya menjadi Mentaun. Dan hingga dikala ini masih ada pedukuhan yang berjulukan Mentaun (Mentaun Wetan, Mentaun Kulon, Mentaun Kidul). Namun alasannya parahnya luka yang dialami jadinya sehabis beberapa waktu kemudian, ditemukanlah manyat Tumenggung Mentaun oleh prajurit Mataram yang sudah terbujur kaku ibarat guling didekat pertapaannya. Dan tempat ditemukannya Tumenggung Mentaun itu hingga kini masih ada, dan kini menjadi tempat pemakaman umum yang berjulukan “Kuburan Guling” yang mana pada dikala ini dipakai sebagai pemakaman umum warga sekitar.

Baca selengkapnya di blog http://sandaljepitindonesia.wordpress.com/2013/11/04/asal-usul-desa-meaduretno-buluspesantren-kebumen/
Candisari Rest Area Kebumen

Candisari Rest Area Kebumen

HOTEL CANDISARI & RESTAURANT yang dikemas khusus untuk peristirahatan yang nyaman, higienis dan kondusif dibutuhkan tamu yang berkunjung merasa nyaman & Aman.. Candisari Rest Area menempati area 3 hektar dan dijadikan lingkungan yang tentrem, dengan taman – taman yang asri, pepohonan yang rindang dan kicauan kicauan burung – burung yang merdu sehingga Candisari Rest Area dijadikan sebagai tujuan dan pilihan oleh wiatawan domestik, maupun mancanegara. Tidak sedikit Para pelaku wisata menyerupai Tour Leader, Biro Perjalanan Wisata maupun pemerhati wisata berkunjung dengan dengan membawa wiatawan berombongan maupun langsung memanfaatkan keberadaan dan kemudahan Candisari Rest Area transit bukan hanya sekedar transit tapi dengan aneka macam aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan tamunya merasa nyaman, & berkesan Hotel Candisari & Resto memperlihatkan suguhan musik dan tamu / pengunjung dipersilahkan untuk mengapresiasikankan dalam gerak, tari dan lagu.

http://candisarigroup.wordpress.com/sekilas-info/

Back To Top